Friday, December 16, 2016

Qiyamul lail di keheningan malam

"Mereka sedikit sekali yidur di waktu malam.Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)".(Adz-Dzariyat:17-18)

Kita menghaturkan keluhan kepada Allah swt.pada saat qiyamul lail dan Allah swt telah memberikan citra kepada hambaNya tersebut sesuai gambaran firmanNya diatas.Dalam surat yang lain Allah swt berfirman,:"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap,dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."(As-Sajdah:16)
Allah swt memuji mereka yang melantunkan al-qur'an di keheningan malam.Rasulullah saw juga menganjurkan kepada umatnya untuk melaksankan Qiyamul lail meskipun hanya dua rakaat.Pelaksanaan shalat malam dilakukan sekitar setengah jam atau lima belas menit sebelum masuk waktu shubuh.
Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk melaksankan qiyamul lail agar kita termasuk orang-orang yang ingat kepada Allah swt pada malam itu.Dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim,Abu Hurairah ra berkata,bahwa Rasulullah saw bersabda,"Allah swt turun ke langit bumi pada sepertiga malam,lantas Allah swt berfirman,adakah diantara manusia yang meminta kepadaKu,maka Aku akan penuhi permintaannya?Adakah orang yang memohon ampunan kepadaKu,maka Aku akan mengampuninya?Adakah orang yang mengajukan permohonan kepadaKu,maka akan Aku kabulkan permohonannya?"
Turunnya Allah swt ke langit bumi merupakan hak Allah swt dan kita tidak boleh memikirkan bagaimana bentuknya,dengan cara apa ataupun menyerupakan Allah dengan mahkluk lain,Pada jam-jam inilah yang sering kali diabaikan banyak orang.Siapa yang mengabaikan waktu beberapa jam di malam hari,ia akan terjauhkan dari rahmat Allah swt atau menjadi orang yang hina kecuali bagi mereka yang dalam kondisi sakit,terjaga di malam hari  dengan melakukan kebaikkan atau dalam perjalanan.
Ibnu Umar berkata,"Setiap kali ada sahabat yang bermimpi dalam tidurnya,ia menceritakan kapada Rasulullah saw.Lalu aku berkeinginan,andaikan aku bermimpi dalam tidurku,aku akan ceritakan kepada Rasulullah saw".Ibnu Umar pada saat itu masih dalam kondisi lajang,lalu aku tidur d masjid dan bermimpi sebagaimana layaknya orang mimpi.Dalam mimpi itu aku melihat dua orang laki-laki menghampiriku.Lelaki yang satu memegangi tangan kananku dan yang satu memegang tangan kiriku,dan keduanya mengajakku pergi.Di tengah perjalanan aku melihat sebuah sumur terbentang dengan dua lubang,ada banyak orang yang sedang disiksa di dalamnya.Kedua lelaki tadi kemudian berkata,"jangan takut-jangan takut".Kemudian keduanya memegang tanganku dan mengajakku pulang.Lalu keduanya menyerahkan secarik sutera tebal tepat ditelapak tanganku,sutera itu berwarna hijau,setiap kali aku menunjuk suatu tempat dengan tanganku,maka serasa aku berada disebuah  kebun hijau nan asri.Pagi harinya aku ceritakan mimpiku tadi malam kepada saudaraku,Hafsha ra istri Rasulullah saw.Lantas Hafsha menceritakan kembali kepada Rasulullah,kemudian beliau berucap,"Sebaik-baik hamba adalah Abdullah jika saja ia dapat melakukan shalat malam."(HR.Bukhari 1122,1158,3739,7029 dan Muslim 2479)
Nafi berkata,Ibnu Umar adalah sosok orang yang sedikit tidurnya di malam hari.Pada saat Ibnu umar dalam perjalanan,beliau tetap menjalankan shalat (malam).Beliau bertanya,wahai Nafi apakah fajar telah terbit .Jika Nafi menjawab,sudah,Ibnu Umar akan menutup shalatnya dengan shalat witir lalu mempersiapkan diri untuk shalat shubuh.
Seorang berkata kepada Hasan,Wahai Abu sa'id,mengapa aku tidak bisa shalat malam?."dia menjawab,"Demi Allah,kesalahan dan kemaksiatan yang kamu lakukan  di siang hari telah mengikatmu.
Allah swt berfirman:"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya siang dalam malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bertawakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Tuhan kami,tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka".(Ali Imran :190-191)
Dengan berpikir atas kebesaran Allah swt akan dapat menjadi kendali bagi kita untuk mengabdikan diri kepadaNya.Semoga hal ini merupakan sarana yang sangat potensial sekali untuk menanamkan kecintaan kita kepada Allah swt dengan melaksankan qiyamul lail di tengah malam,sebagai tanda kedekatan kita denganNya.

No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *