Saturday, February 25, 2017

Siwak lebih unggul daripada sikat gigi biasa

Diantara bentuk kesempurnaan syariat islam adalah perhatian terhadap urusan kebersihan dan kesehatan.Salah satunya adalah bersiwak dan sikat gigi.Kegiatan tersebut merupakan perbuatan sunnah yang diganjar pahala.Beliau bersabda,"Siwak itu pembersih mulut dan mendapat keridhaan dari Rabb." (Riwayat Ahmad)
Rasulullah biasa membersihkan giginya usai bangun tidur dan menjelang wudhu dengan siwak.Ummu al Mukmin Aisyah Radhiyallahu'anha meriwayatkan,"Kami biasa menyiapkan sebuah siwak dan air untuk wudhu bagi Rasulullah.Kapanpun Allah menghendaki beliau bangun dari tidur malam,beliau akan membersihkan giginya dengan siwak,mengambil wudhu,lalu mendirkan shalat." (Riwayat Muslim)
Sebuah penelitian terhadap kayu siwak (al-Lafi dan Ababneh/1995) menyebutkan,siwak mengandung sejumlah mineral alami yang memberi manfaat terhadap kesehatan gigi,gusi,rongga mulut.Dalam setiap batangnya,kayu siwak mempunyai kandungan berbagai zat kimiawi yang bermanfaat,diantaranya:chlorida,pottasium,sodium bicarbonate,fluoride,silika,sulfur,vitamin C,trimethyl amine,salvadorine,tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi membersihkan gigi,memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi.Keistemewaan siwak lainnya yaitu kandungan enzim yang bertugas mencegah pembentukan plak yang menyebabkan radang gusi.Zat yang tak kalah penting berupa anti decay agent (zat anti pembusukan).Ia berfungsi menurunkan jumlah bakteri dimulut dan mencegah proses pembusukan .Selain itu,siwak juga berperan merangsang produksi saliva (air liur) lebih,sebagai organik mulut yang membersihkan mulut.
Sebuah penelitian (Erwin dan Lewis/1989),menyebutkan bahwa pengguna siwak relatif lebih jarang terjangkiti kerusakan dan penyakit gigi,dibandingkan non pemakai siwak,meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya karbohidrat.Penelitian lain pernah diadakan untuk membandingkan antara pasta gigi yang ditambahi bubuk siwak dengan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak.Hasilnya,pasta gigi dengan campuran butiran bubuk siwak lebih sempurna bagi kesehatan gigi.
Sumber: Dari berbagai sumber

Allah mengetahui semua rahasia

"Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri." (Fathir 35:43)
Tidak semua amal yang baik mendapatkan nilai kebaikan.Hanya kebaikan yang direncanakan demi untuk kebaikkan saja yang bernilai kebaikkan disisi Allah.Sedangkan kebaikkan yang ditampakkan untuk menyembunyikan kejahatan akan berbalas kejahatan pula.
Itulah hikmah terbesar dari ajaran islam,mengapa semua amal kebaikkan tidak langsung mendapat pahala.Disana masih harus diteliti terlebih dahulu,apakah amal tersebut diniatkan untuk kebaikan?
Ketika seorang tokah politik atau satu partai di DPR menolak usul kenaikan BBM dengan retorika demi melindungi rakyat,Allah tidak segera mencatat penolakannya tersebut sebagai amal kebaikan.Allah juga tidak segera mencatatkan sebagai pahala atas perjuangannya.Allah masih melihat terlebih dahulu apakah perjuangan tersebut benar-benar diniatkan tulus untuk mensejahterakan rakyat atau hanya sekedar membangun citra diri?
Waktu sering menjadi saksi bisu tentang niat dibalik perjuangan yang disuarakan secara vokal.Tak sedikit orang terkena batu yang dilemparnya sendiri.Jika waktu didunia ini bisa menjadi saksi atas niat dibalik perbuatan seseorang,lalu bagaimana dengan pengadilab Allah di akhirat?
"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.Dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh balasan berdasarkan apa yang ia niatkan.Barangsiapa yang berhijrah semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya,maka hijrahnya benar-benar kepada Allah dan Rasul-Nya.Dan barangsiapa yang berhijrah untuk mencari keuntungan dunia,atau karena perempuan yang ingin dinikahinya,maka hijrahnya hanya bernilai sebatas apa yang ia niatkan." (Riwayat Bukhari)
Allah yang pengetahuan-Nya meliputi apa yang nampak dan tersembunyi,yang dilahirkan maupun yang dirahasiakan,melihat dan memberi penilaian.Dia Maha Tahu kedipan mata,juga gerakan hati.Dia tidak bisa ditipu dan dimanipulasi.
Boleh saja orang menyembunyikan niat jahat dibalik kebaikan yang nampak,tapi ingatlah bahwa Allah akan membalasnya.Allah tidak membiarkan niat jahat kecuali kejahatan itu akan menimpa perencananya sendiri.Amal kebaikan bisa jadi hanya pancitraan.Kesantunan perilaku bisa jadi hanya untuk menutupi kesombongan.Sikap merakyat bisa jadi hanya tipu daya.Ya,manusia bisa bersembunyi di balik kebaikanya.
Yang harus disadari,bahwa segala tipu daya manusia akan berakibat pada dirinya sendiri.Allah mempunyai rencana dibalik semua rahasia manusia.Allah berfirman "Mereka membuat tipu daya,dan Allah membalas tipu daya mereka itu.Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya itu." (Ali Imran 3:54)
Banyak orang terkecoh,menganggap tipu dayanya aman dari pantaun manusia dan rahasianya tidak akan terbongkar.Mereka tidak menyadari bahwa Allah tidak tinggal diam.Allah tidak membiarkan kezaliman,kecuali Dia akan membalas-Nya.Jika tidak dibalas di dunia,Allah akan membalas di akhirat.Keadilan manusia hanya sebatas apa yang nampak,tapi keadilan Allah meliputi yang lahir dan yang batin.Oleh sebab itu,berhati-hatilah terhadap niat kita.Bahwa setiap niat jahat tudak akan berakibat buruk kecuali keburukkannya akan menimpa diri kita sendiri.Rencan yang jahat yang diperbuat seseorang itu akan berakibat kepada pelakunya sendiri.Wallahu'alam.
Sumber :Hamim thohari

Tuesday, February 21, 2017

Mencintai karena Allah,membenci karena Allah

Abu bakar memiliki beberapa anak laki-laki.Seorang diantaranya bernama Abdur Rahman.Ketika Abu bakar dan keluarganya menjadi muslim,Abdur rahman menolak ikut serta menjadi seorang muslim.Dia memilih tetap dalam barisan orang kafir.Bahkan ketika terjadi perang Badar dan perang Uhud,Abdur rahman ikut menjadi tentara pasukan kafir Quraisy.
Dalam perang Badar,Abu bakar sempat menyapanya dengan lembut agar hatinya luluh,tetapi dia malah menghina bapaknya,"yang ada saat ini hanyalah senjata dan kuda,serta pedang tajam yang siap membabat orang tua yang sudah renta (maksudnya bapaknya sendiri)."Karena sikap Abdur rahman yang memilih tetap dalam kekafiran dan memusuhi islam,maka tak ada pilihan bagi Abu bakar kecuali menjaadikan anaknya sebagai musuh.Abu bakar kemudian berupaya untuk menghadapi anaknya ini dan membunuhnya,tetapi ia dicegah oleh Rasulullah.
Ketika pertempuran berlangsung,Abdur rahman berkali-kali melihat Abu bakar dalam pertempuran tersebut,tetapi ia berusaha menghindari bentrokan dengan ayahnya.Ternyata dia tak tega membunuh ayahnya,meski mereka berada pada pihak berseberangan.Ketika telah memeluk islam,Abdur rahman menyampaikan hal ini kepada ayahnya.Mendengar itu Abu bakar menyahut,"Demi Allah,sekiranya aku melihatmu saat itu,aku pasti akan membunuhmu!"
Mengapa Abdur rahman tak tega untuk membunuh ayahnya,tapi Abu bakar merasa tak ragu untuk membunuh anaknya itu?Padahal masyhur diketahui bahwa Abu bakar adalah orang yang halus perasaannya.Apakah yang mendasari sikapnya itu?Cintanya kepada Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada sipapunhatta kepada anak kandungnya sendiri.Abu bakar adalah orang yang mewakili karakter yang Allah gambarkan pada surat Al-Mujadalah ayat 2;"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanmkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadanya.Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,mereka kekal didalamnya.Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)Nya.Mereka itulah golongan Allah.Ketahuilah,bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." Akidah Abu bakar yang bersih menjadikan dia mampu mencintai seseorang karena Allah,meski dia bukan keluarga biologisnya,dan membenci seseorang karena Allah,meski dia adalah anak kandungnya.
Sosok sebaliknya adalah Abu thalib,paman Rasulullah.Abu thalib adalah orang yang memelihara dan mengasuh Rasulullah setelah keponakannya ini menjadi yatim piatu.Abu thalib sangat mencintai keponakannya ini,bahkan konon cintanya kepada Muhammad melebihi cintanya kepada anak-anak kandungnya.Namun sayangnya,cintanya kepada Muhammad hanya sebatas cinta karena ada hubungan genetis.Sayangnya,Abu thalib enggan mengikuti fitrahnya untuk menerima kebenaran.Dia memilih menutupi pikirannya dengan pikiran jahiliyah,yakni fanatisme terhadap tradisi nenek moyangnya.
Abu thalib memilih tidak mengikuti kebenaran yang dibawa Muhammad,meski tahu bahwa ajaran Muhammad adalah ajaran yang haq,demi kesetiaannya pada ajaran bangsanya yang sesat.Dia memilih tidak mengucapkan kalimat syahadat hingga akhir hayatnya.Maka jadilah dia sebagai orang yang fasik,sebagaimana Allah jelaskan dalam surat At-Taubah (9) ayat  24:"Katakanlah:"Jika bapak-bapak,anak-anak,saudara-saudara,istri-istri,kaum keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan,perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya,dan (dari) berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Sumber: Saiful Hamiwanto

Thursday, February 16, 2017

 ca-pub-6473722473140367

Agar dapat meneladani Rasulullah

Pada saat terjadi perang Ahzab (perang melawan pasukan sekutu) atau perang Khandaq (perang parit),pasukan kaum mukminin menghadapi puluhan ribu pasukan gabungan dari berbagai kabilah di jazirah arab.Atas saran Salman yang berasal dari Persia,kaum mukminin membuat parit yang lebar di luar kota Madinah,sehingga menghalangi gerak pasukan musuh yang hendak menyerbu kota itu.
Di dalam kota Madinah terdapat sedikit pasukan mukminin yang bertugas menjaga kaum perempuan dan anak-anak.Disamping itu ada juga komunitas kaum Yahudi dari Bani Quraizhah yang telah menjalin pakta pertahanan dengan kaum mukminin.Dengan pakta itu,mereka wajib ikut mempertahankan kota Madinah dari serangan musuh.Namun disaat pasukan mukminin tengah sibuk menangkis serangan musuh yang mencoba menerobos parit,terdengar kabar bahwa Yahudi Bani Quraizhah mengkhianati pakta pertahanan.Merka membelot ke pasukan Ahzab.
Maka situasi menjadi genting.Karena di depan ada pasukan Ahzab yang penuh nafsu hendak menghabisi mereka,dibelakang ada pasukan Bani Quraizhah yang hendak membantai para muslimah dan anak-anak mereka.Disaat yang mencekam itu,Allah menurunkan ayat berikut:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (perjumpaan dengan) Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah."(Al-Ahzab 33:21)
Lewat ayat ini seolah Allah berkata kepada kaum mukminin,"Kenapa kalian gentar?Lihatlah Rasul-Ku itu!Dia tetap tegar,tenang dan penuh perhitungan.Contohlah dia.Asalkan kalian seperti dia,selalu berharap bertemu dengan-Ku dan hari akhir,dan banyak mengingat-Ku,maka tidak ada yang perlu kalian takutkan.Bukankah jika gugur kalian akan berjumpa dengan-Ku sebagai syuhada,dan jika tetap hidup kalian akan dapat mengalahkan mereka?Lalu,dimana letak kerugiannya?"
Dampak ayat ini terhadap moral spiritual kaum mukminin sungguh luar biasa.Kecemasan dan ketakutan mereka seolah lenyap,berganti dengan semangat dan antusiasme dalam menjemput kemenangan.Apa yang semula mereka anggap bencana,kemudian menjadi berkah.Mereka kemudian antri untuk gugur di jalan-Nya.Ayat berikutnya menggambarkan fenomena ini dengan heroik dan indah.
"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat al-Ahzab (golongan-golongan yang bersekutu) itu,mereka berkata:"inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya kepada kita.Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya".Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuai iman dan ketundukkan.Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;maka diantara mereka telah menunaikan nazarnya (gugur).Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu (giliran untuk gugur) dan mereka tidak sama sekali merubah (janjinya).(Al-Ahzab 33:22-23
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa seorang mukmin harus senantiasa meneladani Rasulullah saw,bahkan dalam kondisi segenting apa pun.Dan jika seseorang ingin meneladani beliau,maka ia harus memenuhi persyaratannya: selalu mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Allah.
Setiap kali disebut nama Allah,yang harus selalu di ingat manusia adalah bahwa sesungguhnya ia berhutang kepada Allah ;hutang wujud dan hutang ilmu pengetahuan.Dia-Lah al-Khaliq yang menciptakan manusia dan dia-Lah al-Akram yang mengajarkan segala hal kepadanya.Lantaran kedua hal itu,manusia mendapatkan kehidupan dan mampu membangun peradabannya.Setiap hutang harus dikembalikan .Model perniagaan untuk memenuhi hutang itu telah ditentukan oleh-Nya.Dan harga yang ditawarkan bagi para syuhada itu begitu besarnya.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin,diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.Mereka berperang pada jalan Allah;lalu mereka membunuh atau terbunuh.(itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,Injil dan AlQur'an.Dan sipa yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,dan itulah kemenangan yang besar." (At-Taubah 9:111)
DAri Anas ra,bahwasanya Nabi saw bersabda,"Tidak satupun orang yang masuk surga lalu ingin kembali ke dunia,padahal seluruh isi bumi telah diberikan kepadanya,kecuali orang yang mati syahid.Dia berharap untuk kembali ke dunia kemudian gugur sepuluh kali karena mengetahui betapa mulianya orang yang mati syahi." Dalam suatu riwayat lain."...karena dia mengetahui betapa besarnya keutamaan orang mati syahid." (Muttafaq'alaih)
Untuk hari akhir,yang harus selalu di ingat manusia ketika ia disebut,adalah tentang waktu.Umur dan kemampuannya terbatas.Kesempatannya hanya ketika ia hidup di dunia.Selagi di dunia ia dapat berkarya dan segala sesuatu masih dapat diperbaiki.namun,jika sudah di akhirat,semuanya sudah selesai dan hasil akhirnya tak lagi dapat diubah.Hasil akhirnya hanya ada dua: kebahagiaan yang kekal atau penderitaan yang tiada ujung.
Karena seseorang harus mampu mengutamakan kepentingan akhiratnya dibanding dunianya.Ia harus mampu memilih dan memprioritaskan amal yang terbaik agar waktu dan kemampuannya tidak mubazir di dunia,dan tidak menjadi orang yang merugi pada akhirnya.Adapun tentang dzikrullah (mengingat Allah),yang harus selalu di ingat manusia adalah bahwa ia begitu rentan untuk jatuh ke dalam keburukan.Pada aslinya manusia bersifat goyah dan mudah terburu nafsu.Jika dihitung-hitung,kekurangannya jauh lebih banyak daripada kebaikannya,sehingga mustahil kondisi ini mengantarkan seseorang masuk surga lantaran amalnya.
Hanya karena rahmat dan karunia-Nya seseorang dapat menjadi baik dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.Oleh karena itu,celakalah orang yang melalaikan-Nya dan beruntunglah orang yang selalu mengingat-Nya.
Sumber: Ahmad Suhail

Wednesday, February 15, 2017

Lelaki dari ujung kota

Kisah seorang laki-laki yang perjuangannya dan kesyahidannya diabadikan di surat Yasin.Nama lelaki disurat Yasin itu,demikian dinyatakan Ikrimah dari Ibn Abbas,adalah Habib ibn Surri An-Najjar,seorang tukang kayu.
Allah menjadikan sosok yang sesungguhnya tak disebut namanya di dalam wahyu ini sebagai teladan tentang cinta yang tak habis-habis bagi umat di sekelilingnya.
Dia bukan Rasul,bukan Nabi,bukan pula ulama.Tapi dia berjuang untuk belajar dan memahami.Dan dia lelaki yang suka berbagi.
Hal terawal yang dipahaminya hanyalah bahwa para Rasul yang datang ke kotanya itu orang-orang yang tulus.Mereka mengasung kebenaran dan mengajarkan kebajikan sama sekali tanpa imbalan.Bagi Habib,mereka adalah orang-orang yang mendapat sekaligus membawa petunjuk.
Maka dengan bergegas-gegas dari ujung kota,dia berseru-seru,"Wahai kaumku,ikutilah para utusan Allah itu".Dan Habib An-Najjar,demikian menurut sebagian mufassirin,setelah menyimak apa yang disampaikan para terutus itu kemudian melantangkan dengan anggun pernyataan imannya.
"Mengapa aku tidak menyambah Dzat yang menciptaku,yang hanya pada-Nya kalian semua akan dikembalikan?Apakah aku akan mengibadahi sesembahan-sesembahan yang jika Allah Sang Maha Pengasih menghendaki bahaya bagiku,maka syafa'at mereka sama sekali tiada bermanfaat bagiku dan tak dapat menyelamatkanku?Sesungguhnya aku jika demikian itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Yaasin 36:22-24)
Mendengar ungkapanannya itu,para pemuka kaumnya murka.Betapa seorang lelaki tak dikenal,dari kalangan jelata lagi miskin,mengajari mereka tentang agama.Betapa seorang yang bukan siapa-siapa,mengungkap kesejatian iman yang membuat apa yang mereka yakini selama ini tampak batil dan konyol.Maka diperintahkanlah para pengikut untuk mengeroyok dan menyiksanya,hingga dadanya remuk dan isi perutnya terburai akibat di injak-injak.
Di detik-detik terkhirnya,dalam sekarat yang menyergapkan manisnya iman,di iringi air mata para utusan Allah yang tak kuasa menolongnya,dia mencoba bicara.Nafasnya yang satu-satu,darahnya yang sisa-sisa,tak menghalanginya menyunggingkan senyum ridha."Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian.Maka dengarkanlah ikrar imanku ini." (Yaasin 36:25)
Kata-katanya ini,menurut Imam Ath-Thabary,kitabnya ditujukan kepada para Rasul yang mendampingi di akhir hayatnya.Para Rasul itu takjub dan cemburu terhadap iman yang telah menggerakkan Habib An-Najjar berdakwah dengan mempersembahkan raga dan nyawanya.Betapa sebentar dia belajar.Betapa cepat dia memahami.Betapa dalam dia menyakini.Betapa besar cinta pada kaumnya.Betapa hebat penyampaian dakwahnya.Dan betapa mahal pengorbanannya.
Kisah sang da'i tak berhenti sampai disini,sebab mereka yang ada dijalan dakwah yang Allah ridhai tetap hidup sesudah mati.Hidup dengan semua arti yang terkandung dalam kata 'hidup' itu sendiri.Habib An-Najjaar membuktikan diri sebagai lelaki penggamit hati yang cinta ikhlasnya pada kaumnya terus dia dengungkan dari dalam surga yang abadi.
"Aduhai alangkah baiknya seandainya kaumku mengetahuui.Bersebab apa kiranya Rabbku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan."(Yaasin 36:29)
Inilah orang yang mencintai bagi seluruh kaumnya,apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri.Inilah orang yang mengharapkan bagi kaumnya,apa yang diharapkannya bagi dirinya sendiri.Inilah orang yang mentakutkan atas kaumnya,apa yang ditakutkan atas dirinya sendiri.Sungguh jiwa da'i sejati,yamg kasihnya kepada ummat dia bawa mati.Sungguh setiap yang memilliki jiwa penggamit hati,adalah lapis-lapis keberkahan yang mencahayai zaman.Habib A-Najjar sudah mati.Maka Allah yang Maha Santun dengan firman Maha Mulia menyampaikan apa yang dia katakan dari alam yang sudah berseda.Bahwa dia mencintai kaumnya,amat berhasrat menggamit semua hati untuk dibawa ke dalam cahaya,untuk diajak menikmati surga.Inilah hati da'i sejati.
Sumber:Salim fillah

Monday, February 13, 2017

Amal wajib tidak masuk riya

Seseorang dikatakan riya apabila dia memperlihatkan (kepada orang lain) suatu amalan ibadah tertentu seperti shalat,shaum (puasa) atau lainnya dengan niat agar mendapat perhatian,pujian atau ingin meraih sesuatu dari urusan duniawi.
Riya termasuk jenis penyakit batin yang sangat berbahaya karena bersifat samar-samar,karena kebanyakan orang tak merasa kalau telah terserang penyakit ini.Dampaknya fatal,karena amalan yang tercemar riya akan ditolak oleh Allah dan pelakunya mendapat ancaman siksa dari Allah.
Nabi sangat khawatir bila penyakit ini menimpa umatnya.Imam Ahmad meriwayatkan,Nabi bersabda:"Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang aku takutkan  menimpa kalian adalah asy-syirkul ashghar (syirik kecil)." Para sahabatnya bertanya,"apa yang dimaksud dengan asy-syirkul ashghar?" Beliau menjawab,"Ar-riya."
Meski begitu,menurut Imam al-Qurthtubi,tidak semua amal yang diniatkan untuk ditunjukkan kepada orang lain akan bernilai riya.Beliau berkata,"Seseorang tidak dikatakan riya apabila dia menampakkan perbuatan yang wajib,karena perbuatan yang wajib harus ditampakkan dan dimasyhurkan,karena hal itu adalah lambang dan syiar agama islam,dan karena orang yang meninggalkan kewajiban tersebut selayaknya dicela dan dimurkai.Maka tuduhan riya harus disingkirkan dari sebuah amalan wajib.Adapun amalan sunnah,maka seharusnya atau sebaiknya disembunyikan,karena orang yang meninggalkannya tidak tercela."
Senada dengan Al-Qurthubi,Ibnu Al-Arabi berkata,"Barangsiapa menampakkan shalatnya dengan harapan orang lain menjadi saksi atas keimanannya,atau dengan harapan agar kesaksiannya (di pengadilan akhirat) diterima atau diperbolehkan menjadi imam,maka hal itu tidak termasuk riya yang dilarang.
Sumber: saiful hamiwanto

Thursday, February 9, 2017

Istana Al-Hamra saksi bisu kejayaan islam di Spanyol

Salah satu bukti ketinggian arsitektur islam adalah Istana Al-Hamra di Granada,Spanyol.Para arsitek dunia mengakui istana tersebut dibangun dengan seni dan tata ruang yang sangat canggih,alami dan ramah lingkungan.Selain bentuknya yang spektakuler,tata ruangannya memiliki pengaturan udara yang sempurna.Jika cuca diluar sedang panas,suasana dalam ruangan sejuk tanpa bantuan AC atau alat pendingin lainnya.Jika cuaca diluar sedang dingin,susana dalam ruangan istana hangat.Padahal istana yang terletak di kaki gunung Siera Niveda dibangun pada abad 13-14 masehi.
Sebelum menjadi istana,al-hamra awalnya hanyalah sebuah benteng Qalat al-hamra (benteng merah) yang berfungsi sebagai tameng atau tempat berlindung orang arab dari serangan musuh.Lalu dibangunlah sebuah bangunan dibalik benteng itu,dan jadilah sebuah istana di daerah perbukitan kaki gunung Siera Niveda yang dinamai al-hamra (istana merah).Pembangunan istana seluas 14 hektare itu dilakukan secara bertahap,antara tahun 1238 dan 1358 masehi.Ia dilengkapi taman yang penuh dengan bunga-bunga indah nan harum.
Di istana tersebut ada sebuah taman yang menjadi favorit,dikenal dengan nama Hausyus Sibb (taman singa).Taman ini dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.Juga terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan 12 patung singa yang berbaris melingkar.Dari mulut patung tersebut keluar air yang memancar.Di dalam istana terdapat berbagai ruangan yang indah.Di antaranya al-Hukmi (baitul hukum),yakni ruang pengadilan dengan luas 15x15 meter yang dibangun oleh Sultan Yusuf 1 (1334-1354).Kemudian ada ruangan Bani Siraj (baitul bani siraj) yang berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25x6,25 meter yang dipenuhi dengan hiasan-hiasan kaligrafi arab.
Ada pula Bersiram (hausy ar-raihan),ruangan berukuran 36,6x6,25 meter yang pada posisi tengah terdapat al- Birkah atau kolam yang lantainya terbuat dari marmer putih.Luas kolam ini 33,50x4,40 meter dengan kedalaman 1,5 meter,yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer.Didalam kawasan istana terdapat sebuah masjid  bernama masjid Al-Mulk,terletak disebelah utara.Selain itu,istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan tembok kemerah-merahan.Pada bagian luar dan dalam istana ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga yang juga berfungsi sebagai penghias istana.
Selain dinding dalam,dinding luar juga banyak dihiasi kaligrafi dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.Tak hanya bagian atas dan dinding yang menyajikan keindahan ukir dan bentuk,istana al-hamra juga memamerkan kemajuan teknologi kaum Muslim sepuluh abad lampau melalui sistem air yang mengaliri seluruh ruang.Daulah Bani Amar ada dua versi asal nama al-hamra.Salah satunya,nama itu diambil dari Sultan Muhamad bin Al-Ahmar,pendiri kerajaan islam Bani Ahmar (1232-1492) yang membangun istana tersebut.
Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nashr merupakan keturunan Sai'id bin Ubaidah,seorang sahabat Rasulullah saw dari suku Khazraj di Madinah.Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil.Namun seiring waktu ia menjadi kerajaan kuat dan megah,hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad.Para rajanya dikenal saleh dan cerdas.Mereka sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju.Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam,yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri.
Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah,raja terakhir Bani Ahmar,tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan.Akhirnya energi mereka terkuras.Akibat fatalnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari dua kerajaan kristen yang bersatu yaitu,raja Ferdinand V dan ratu Isabella.Kedua pemimpin kerajaan ini pula yang mendukung penjelajahan Columbus tahun 1492 masehi.
Pada pertengahan 1491,Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan.Ia berhasil menguasai kota Malaga,kota pelabuhan terkuat di Andalusia,lalu Guadix dan Almunicar,Baranicar,dan Almeria.Basis kerajaan Bani Ahmar,Granada,pun akhirnya tunduk tepat 2 Januari 1492 masehi/2 Rabiul Awwal 898 Hijriyah.Kota ini diserahkan raja terakhir Bani Ahmar,Abu Abdillah.Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman istana al-hamra.Meski istana tersebut tidak lagi menjadi milik umat islam,namun al-hamra diakui sebagai saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan islam di Spanyol.
Sumber:suara hidayatullah

Contact Form

Name

Email *

Message *