Wednesday, December 21, 2016

Bukan laki-laki sejati jika tak kerja keras

Bagi generasi salafusallih,bekerja adalah hal yang paling utama,walaupun itu sangat melelahkan.
Mereka membiasakan diri tidak meminta-minta kepada orang lain,walau dalam kondisi memprihatinkan.
Dalam satu hadist disebutkan,Allah azza wa jalla mengajarkan Adam as seribu mata pencaharian (pekerjaan).Ia berkata,"Ktakanlah kepada anak-anakmu,supaya mereka mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan mata pencaharian,terbiasa makan dari usahanya dan tidak mencari usaha dengan menggunakan agamanya."
Rasulullah dalam hadist lain mengatakan,"Ruhul kudus (malaikat jibril) membisikkan ke dalam hatiku,bahwa seseorang tidak akan menemui kematian sampai ia menyempurnakan rezekinya,meskipun itu datangnya sangat lambat.Bertaqwalah kepada Allah,halalkanlah pencarian rezekimu,karena Allah tidak menerima apa yang ia miliki dengan cara maksiat."
Umar bin al-khattab berkata"Janganlah kalian duduk di dalam masjid,meninggalkan pekerjaan dan berdoa:'Wahai Tuhanku,berikanlah rezeki kepadaku,'karena itu bertentangan dengan sunah.Bukankah kalian mengetahui,bahwa langit tidak akan menjatuhkan hujan emas ataupun peraak."
Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentamg sifat seorang laki-laki yang duduk di masjid dan berkata,"Aku tidak akan mengerjakam apapun sampai Allah memberikan rejeki."Dia menjawab,"Sesungguhnya orang ini adalah orang yang tidak mengerti ilmu.TIdakkah ia mendengar Nabi bersabda,'Allah menjadikan rezekiku dibawah naungan pedangku."
Ini dikuatkan oleh hadist yang diriwayatkan dari at-Tabrani mengenai kebiasaan seekor burung,ia berangkat di waktu pagi dalam keadaan lapar dan pulang setelah merasa kenyang.Si burung tidak akan mendapatkan makanan jika ia tidak terbang untuk mencarinya.
Para sahabat berjalan di atas dataran hamparan padang tandus dan mengarungi lautan buas untuk mencari penghidupan.Ikutilah jejak mereka,karena mengikuti mereka adalah lebih utama.Allah berfirman,"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)oleh jual beli dari mengingat Allah."(Al-Nur:37)
Mereka dinamakan laki-laki,sebab mereka berdiri diatas kepentingan duniawi,tetapi semua itu tidak membuat lalai dari berdzikir kepada Allah.Ia adalah simbol kesempurnaan.Dalam suatu riwayat diceritakan,pada suatu hari Nabi Isa melewati seorang laki-laki yang sedang duduk,ia bertanya kepadanya:"Apa yang engkau lakukan disini?"Dia menjawab,"Aku sedang beribadah,wahai Ruhullah." Nabi Isa berkata,"Siapa yang mencukupi kebutuhanmu?" Dia menjawab,"Saudaraku." Nabi Isa berkata,"Ketahuilah,sesungguhnya ia lebih beribadah kepada Allah daripada kamu."
Dalam hadist lain disebutkan,sekelompok orang membicarakan seorang laki-laki di hadapan Nabi.Mereka memuji kebaikannya dan menyebutkan semua amal ibadah yang ia kerjakan.Rasulullah bertanya,"Siapa yang memberinya makan dan minum,menggembalakan ternak dan menggarap tanahnya?" mereka menjawab,"Kami wahai Rasulullah." Rasulullah menjawab,"Sesungguhnya kalian lebih baik daripada dia."
Hudzaifah ra berkata,"Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang bekerja untuk akhirat dan dunia."
Abdullah bin Mas'ud berkata,"Aku benci melihat penggangur,baik dalam urusan dunia maupun akhirat."
Abu Qalabah berkata,"Seorang laki-laki mencari penghasilan hidup dengan menyusuri bumi Tuhan lebih baik daripada orang yang duduk di dalam masjid (dan enggan mencari nafkah)."
Sufyan al-Tsauri berkata kepada sahabat-sahabatnya:"Kalian harus bekerja,sebab pada umumnya orang yang mendatangi pintu-pintu penguasa adalah mereka yang mempunyai kebutuhan."
Rasulullah bersabda,"Nafkah seorang laki-laki untuk keluarganya adalah sedekah."(riwayat Al Bukhari)
Al Munawi menjelaskan,"Bahwasannya nafkah seseorang untuk istri,anak dan pembantu serta siapa saja yang berada dalam tanggungannya bernilai sedekah."Adapun syarat nafkah bernilai sedekah jika hal itu dilakukan dalam rangka mencari keridhaan Allah,sebagaimana termaktub dalam riwayat lainnya.
Sumber:pixabay


No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *