Thursday, October 5, 2017

perbedaan zuhud dan hubbuddunya

Zuhud dari segi bahasa artinya meninggalkan,tidak menyukai,atau menjauhkan diri.Zuhud dalam pengertian istilah adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah swt.
Dengan pengertian tersebut orang yang zuhud bukan berarti orang yang menjauhkan diri dari urusan dunia,tidak mau harta atau tidak mau mencari harta,karena selagi kita masih hidup di dunia harta tetap diperlukan.Juga bukan berarti orang yang zuhud itu orang yang miskin.Orang yang kaya pun bisa menjadi orang yang zuhud,tergantung bagaimana harta itu mempengaruhi pengabdiannya kepada Allah swt.Jika orang yang kaya menganggap hartanya itu sebagai sarana untuk beribadah dan berdakwah serta dia tidak mencintai dunia (hubbuddunya) secara berlebihan serta hartanya bukan menjadi tujuan hidupnya,tetap yang menjadi tujuan hidupmya adalah Allah,orang itu tetap seorang yang zuhud.
Orang yang hubbuddunya digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Humazah sebagai orang yang senang mencela dan mengumpulkan harta.Setiap hari yang dipikirkan hanya uang dan uang,alias harta dunia.Dia terus menerus mengumpulkan harta untuk ditumpuk,tanpa mau manafkahkan dijalan Allah.Dia mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang karenanya dia memjadi kikir.
Imam Al-Gazali membagi zuhud tiga bagian,yaitu:
1. meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik daripadanya
2. meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan
3. meninggalkan segala sesuatu selain Allah swt karena mencintai-Nya

Dalam sejarah kita mengetahui bahwa beberapa sahabat Nabi Muhammad saw,seperti Abu Bakar As-Siddiq,Ustman bin Affan,Abdur Rahman bin Auf adalah orang-orang kaya.Nabi Sulaiman as juga seorang nabi dan raja yang sangat kaya.Apakah mereka bukan orang-orang yang zuhud?.Harta yang dimiliki oleh sahabat para nabi itu diperoleh dari bekerja dengan cara yang benar,halal,tidak ada unsur penipuan,pembohongan,dan sebagainya.Kemudian harta yang mereka miliki bukan untuk disombongkan,tidak untuk dipamerkan tetapi dinafkahkan dijalan Allah,misalnya untuk beribadah,menyantuni kaum duafa dan mendukung perjuangan dan dakwah islam.Pengabdiannya kepada Allah swt tidak terpengaruh sama sekali oleh hartanya.Karena itu,biarpun mereka kaya,mereka tetap hidup dalam keadaan zuhud.
Berbeda dengan Tsa'labah yang ketika miskin dia selalu salat berjamaah di saf pertama bersama Rasulullah.Tetapi ketika sudah menjadi kaya dia lupa berjamaah,bahkan ketika ayat tentang zakat disampaikan kepadanya,dia engfan membayarnya.Tsa'labah adalah contoh orang yang hubbuddunya.Dia terpengaruh oleh hartanya dalam pengabdiannya kepada Allah bahkan tidak mau membayar zakat yang diwajibkan kepadanya.Kita diperinyahkan oleh Allah swt untuk berperilaku zuhud,yaitu tidak silau melihat gebyarnya dunia.Karunia Allah berupa kehidupan akhirat yang membahagiakan kita lebih baik dan lebih kekal,Firman Allah swt :
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS.Taha 20:131) dan Firman Allah yang lainnya,yaitu :
"Janganlah kamu sekali-kali terpedaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di dalam negeri.Itu hanyalah kesenangan sementara,kemudian tempat tinggal mereka ialah jahanam,dan jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya." (QS.Ali Imran 3:196-197)
Ayat-ayat diatas merupakan perintah Allah agar kita bersifat zuhud,yakni tidak silau melihat kehidupan.Kitapun tidak boleh terpedaya dan tidak boleh iri melihat keberhasilan orang-orang kafir dalam hal duniawi.Orang-orang yang beriman justru banyak di uji oleh Allah dengan ujian-ujian yang berat.Ujian itu tujuannya agar iman kita semakin kuat.

No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *