Wednesday, November 8, 2017

Riba

Resiko lebih mengerikan yang semestinya membuat bulu roma setiap mukmin bergidik adalah tentang spektakulernya dosa riba.Coba renungkan kata Nabi berikut ini,"Satu dirham hasil riba,dalam pandangan Allah dosanya lebih besar daripada tiga puluh enam kali berzina." Padahal satu dirham saat ini hanya berkisar Rp 70.000,sedangkan transaksi ribawi yang dilakukan kaum muslimin saat ini sudah sangat masif,plus dengan jumlah peserta yang sangat besar.Lantas bagaimana kiranya dosa yang menumpuk pada pundak para pelakunya?
Mewarisi kesadaran Nabi dan para sahabat serta semua orang saleh pada setiap masa,seorang tokoh zuhud nan kaya Ibn al Mubarak menyampaikan,"(keberhasilan) menolak satu dirham karena adanya syubhat,lebih aku sukai daripada aku (berhasil) bersedekah sebesar seratus ribu dirham." komparasi ini dapat di maklumi,karena sungguh tidak ada apa-apanya pahala sedekah seratus ribu dirham dibanding keberhasilan untuk luput dari tertimpa dosa makan barang haram,walaupun untuk senilai satu dirham.Sebab jika itu hasil riba,berarti dosanya lebih besar dari 36 kali berzina.Dengan demikian luput dari harta haram sekecil apapun adalah keberhasilan besar yang patut disyukuri.
Ibrahim ibn Adham berkata,"Tidaklah tahu orang yang mengaku tahu kecuali seseorang yang tahu apa yang masuk ke dalam perutnya." Nalar brilian Ibn Adham ini patut menjadi penggugah kesadaran orang yang barangkali sudah merasa pandai,menjadi ulama,bahkan merasa menjadi pejuang,tetapi ironisnya tak mampu mengenali sesuatu yang jelas-jelas dia pegang dan ia kunyah.Sungguh tidak pantas dikatakan berjuang meninggikan kalimat Allah,sementara rumahnya,mobilnya,serta perabotnya diperoleh dari kredit ribawi.
Inilah yang tak dapat dipungkiri sebagai bukti dari mukjizat Nabi yang empat belas abad yang lalu telah menyampaikan,"Akan datang kepada manusia suatu zaman,ketika mereka makan riba,dan orang yang tidak memakannya ia akan mendapatkan debunya." (Riwayat an-Nasa'i)
Zaman yang sedang kita alami bersama ini,rasanya tidak meninggalkan sedikitpun gambaran Nabi di atas.Dan para ulama memasukkan semua indikator ini sebagai asyrath al-sa'ah (tanda-tanda kiamat).
Sumber:Pixabay


No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *