Tuesday, January 31, 2017

Pondasi rumah tangga berkah ala Rasulullah

Siapa yang tidak mendamba,bisa membangun rumah tangga yang sakinah,mawadadah wa rahmah?Semua keluarga pasti menginginkannya.Masalahnya,tidak semua mengetahui bagaimana membangun rumah tangga yang seideal ini.
Nah,kepada teladan umat Nabi Muhammad kita belajar.Sudah maklum adanya,tidak ada rumah tangga yang paling berkah di dunia ini,melebihi keluarga beliau,rumah tangga yang Allah ridha kepada mereka,dan mereka pun ridha kepada-Nya.
Berikut adalah diantara pondasi-pondasi keberkahan rumah tangga Rasulullah
Pertama;cinta ilmu.Dalam membangun mahligai rumah tangga,keluarga RAsulullah sangat akrab dengan ilmu.Muhammad sebagai Rasul dan juga selaku kepala keluarga,berperan sebagai pengajar yang senantiasa memberikan wawasan,sedangkan para istri beliau adalah para murid yang sangat haus akan ilmu.
Aisyah menjadi contoh tentang hal ini.Dengan kecerdasan yang dianugerahi oleh Allah,banyak hukum syariat yang diketahuinya.Menurut para ahli hadist,beliau mampu menukil lebih dari 2200 hadist.
Selain bersemangat menuntut ilmu dan mengamalkannya,keluarga Nabi juga sangat aktif mengajarkan kepada kaum muslimin.Para sahabat dan istri-istri mereka,banyak berdatangan menemui keluarga mulia ini,untuk bertanya urusan agama,semisal Abu Musa al-Asyari,yang datang menemui ibunda Aisyah untuk menanyakan perihal kewajiban mandi janabah.
kedua;menegakkan amal mar'uf nahimungkar.Rumah tangga Rasulullah senantiasa diliputi kebaikan.Mereka saling menguatkan untuk kebaikan,dan senantiasa menegur bila kemungkaran di dalamnya.
Seperti yang dikisahkan ibunda Aisyah,"Aku pernah berkata kepada Nabi,"Shafiah itu orangnya begini-begini."Lalu beliau bersabda,"Kau telah mengatakan sesuatu perkataan yang seandainya dicampur dengan air laut maka keruhlah ia."Hal inilah yang menjadikan keluarga Nabi senantiasa diliputi kebaikan.
ketiga;menegakkan zikir dan ibadah.Soal perkara yang satu ini,sesungguhnya Nabi Muhammad adalah penghulunya.Beliau bersam para istri,senantiasa memprioritaskan ibadah dan mendawamkan zikir.
Tengok,dalam banyak riwayat,disebutkan Nabi sedikit sekali tidur,karena lebih memilih beribadah kepada Allah.Kaki beliau sampai bengkak,karena lamanya berdiri menegakkan sholat.Ketika ditanya mengapa beliau melakukan itu,padahal Allah telah mengampuni dosa-dosanya,beliau menjawab;"Apakah aku tidak sepatutnya menjadi hamba yang bersyukur?"(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Begitu pula masalah zikir.Setiap langkah beliau tak lepas dari zikir,dari hendak tidur hingga hendak tidur kembali.Beliau senantiasa menghiasi lisan dengan zikir kepada Allah.
Untuk istighfar,misalnya,Nabi mengucapkannya minimal 100 kali/hari.Ini membuktikan betapa akrabnya lisan beliau dengan ibadah satu ini.Hal ini pula diterapkan para ummu al mukminin,sebagaimana yang dilakukan Zainab dan Juwairiah.
Juwairiah mempunyai kebiasaannya senantiasa berpuasa pada hari jum'at,lalu Nabi menyuruhnya untuk menambahnya satu hari sebelum dan sesudah jum'at.Ia juga gemar sekali membaca tasbih.Suatu pagi,pernah ia ditinggal Nabi,ketika ia sedang asyik bertasbih.Setelah Nabi kembali pada siang harinya,dilihatnya ia masih duduk bertasbih pada posisi semula."Kau terus menerus duduk begitu?"tanya Nabi."iya"jawab Juwairiah.Kemudian Nabi mengajarkan beberapa kalimat tasbih,yang apabila dibaca,pahalanya akan melampaui pahala jumlah tasbih yang dibaca oleh sang istri;Subhanallah zinata arsyih (Maha Suci Allah seberat Arsy-Nya) 3 kali,Subhanallah ridha nafsih (Maha suci Allah seutuh ridha diri-Nya)3 kali,dan Subhanallah midada kalimatih (Maha suci Allah sebanyak kebesaran-Nya)3 kali.(HR.Muslim)
keempat;kesederhanaan.Rumah tangga Rasulullah diliputi kesederhanaan.Tidak ada barang mewah yang mereka miliki,mulai dari bangunan rumah,perabotan,hingga pakaian.Dengan demikian,mereka tidak disibukan oleh urusan dunia.
Suatu kali Abdullan ibn Mas'ud masuk ke bilik Nabi.Melihat kondisi beliau yang demikian,ia berkata;"Wahai Rasulullah,bagaimana kalau kubuatkan tali geriba untuk alas tidurmu sehingga tubuhmu terlindung dari tikar itu?"Beliau menjawab;"Dunia tak ada apa-apanya bagiku.Aku dan dunia hanyalah seperti seorang penunggang berteduh dibawah pohon,yang sebentar berlalu meninggalkan pohon itu."
Hal ini pula yang dituntunkan oleh Rasulullah kepada keluargamnya.Untuk itu,tak segan beliau menegur dengan keras,bahkan mengasingkan mereka,bila mereka menuntut sesuatu yang lebih dengan apa yang beliau berikan,perihal materi.
Asbabu al-nuzul surat al-Ahzab ayat 28-37 adalah buktinya.Ayat ini merespon tindakan ummu al mukminin,yang menuntut Rasulullah agar memberi nafkah lebih lepada mereka.Rasulullah merasa tak suka atas sikap mereka,kemudian mengasingkan mereka semua,hingga turunlah ayat tersebut diatas.Ayat itu untuk memberikan opsi kepada ummu al mukminin,apakah mereka tetap memilih tuntutan mereka (dengan resiko diceraikan),atau kembali kepangkuan Rasulullah (dengan konsekuensi,ridha dengan gaya hidup beliau,yang penuh dengan kesederhanaan)
Para istri Nabi akhirnya menyadari kekeliruan mereka.Mereka lebih memilih kembali kepangkuan Rasulullah.Jadilah kesederhanaan menjadi konsep hidup keluarga ini,hingga alhir hayat mereka
ke lima;keluarga Nabi diliputi rasa cinta.Cinta adalah rahasia kehidupan rumah tangga.Dengan cinta,segala hal akan terpandang indah meski itu adalah kesukaran.Hal ini pula yang melandasi rumah tangga Rasulullah.Maka kita dapati,betapa ummu al mukminin bersaing satu sama lain,untuk membuktikan besarnya cinta mereka kepada Rasulullah.Ketotalitasan mereka mengabdikan diri kepada Rasulullah adalah buktinya.Di lain pihak,Rasulullah pun melakukan hal yang sama.Beliau merupakan sosok yang paling baik perilakunya kepada keluarga,khususnya para istri.
Demikianlah diantara pondasi keberkahan rumah tangga Rasulullah.Semoga kita bisa meneladaninya.Amin
Sumber:Khairil Hibri


No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *