Tuesday, February 21, 2017

Mencintai karena Allah,membenci karena Allah

Abu bakar memiliki beberapa anak laki-laki.Seorang diantaranya bernama Abdur Rahman.Ketika Abu bakar dan keluarganya menjadi muslim,Abdur rahman menolak ikut serta menjadi seorang muslim.Dia memilih tetap dalam barisan orang kafir.Bahkan ketika terjadi perang Badar dan perang Uhud,Abdur rahman ikut menjadi tentara pasukan kafir Quraisy.
Dalam perang Badar,Abu bakar sempat menyapanya dengan lembut agar hatinya luluh,tetapi dia malah menghina bapaknya,"yang ada saat ini hanyalah senjata dan kuda,serta pedang tajam yang siap membabat orang tua yang sudah renta (maksudnya bapaknya sendiri)."Karena sikap Abdur rahman yang memilih tetap dalam kekafiran dan memusuhi islam,maka tak ada pilihan bagi Abu bakar kecuali menjaadikan anaknya sebagai musuh.Abu bakar kemudian berupaya untuk menghadapi anaknya ini dan membunuhnya,tetapi ia dicegah oleh Rasulullah.
Ketika pertempuran berlangsung,Abdur rahman berkali-kali melihat Abu bakar dalam pertempuran tersebut,tetapi ia berusaha menghindari bentrokan dengan ayahnya.Ternyata dia tak tega membunuh ayahnya,meski mereka berada pada pihak berseberangan.Ketika telah memeluk islam,Abdur rahman menyampaikan hal ini kepada ayahnya.Mendengar itu Abu bakar menyahut,"Demi Allah,sekiranya aku melihatmu saat itu,aku pasti akan membunuhmu!"
Mengapa Abdur rahman tak tega untuk membunuh ayahnya,tapi Abu bakar merasa tak ragu untuk membunuh anaknya itu?Padahal masyhur diketahui bahwa Abu bakar adalah orang yang halus perasaannya.Apakah yang mendasari sikapnya itu?Cintanya kepada Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada sipapunhatta kepada anak kandungnya sendiri.Abu bakar adalah orang yang mewakili karakter yang Allah gambarkan pada surat Al-Mujadalah ayat 2;"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanmkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadanya.Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,mereka kekal didalamnya.Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)Nya.Mereka itulah golongan Allah.Ketahuilah,bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." Akidah Abu bakar yang bersih menjadikan dia mampu mencintai seseorang karena Allah,meski dia bukan keluarga biologisnya,dan membenci seseorang karena Allah,meski dia adalah anak kandungnya.
Sosok sebaliknya adalah Abu thalib,paman Rasulullah.Abu thalib adalah orang yang memelihara dan mengasuh Rasulullah setelah keponakannya ini menjadi yatim piatu.Abu thalib sangat mencintai keponakannya ini,bahkan konon cintanya kepada Muhammad melebihi cintanya kepada anak-anak kandungnya.Namun sayangnya,cintanya kepada Muhammad hanya sebatas cinta karena ada hubungan genetis.Sayangnya,Abu thalib enggan mengikuti fitrahnya untuk menerima kebenaran.Dia memilih menutupi pikirannya dengan pikiran jahiliyah,yakni fanatisme terhadap tradisi nenek moyangnya.
Abu thalib memilih tidak mengikuti kebenaran yang dibawa Muhammad,meski tahu bahwa ajaran Muhammad adalah ajaran yang haq,demi kesetiaannya pada ajaran bangsanya yang sesat.Dia memilih tidak mengucapkan kalimat syahadat hingga akhir hayatnya.Maka jadilah dia sebagai orang yang fasik,sebagaimana Allah jelaskan dalam surat At-Taubah (9) ayat  24:"Katakanlah:"Jika bapak-bapak,anak-anak,saudara-saudara,istri-istri,kaum keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan,perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya,dan (dari) berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Sumber: Saiful Hamiwanto



No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *