Wednesday, February 15, 2017

Lelaki dari ujung kota

Kisah seorang laki-laki yang perjuangannya dan kesyahidannya diabadikan di surat Yasin.Nama lelaki disurat Yasin itu,demikian dinyatakan Ikrimah dari Ibn Abbas,adalah Habib ibn Surri An-Najjar,seorang tukang kayu.
Allah menjadikan sosok yang sesungguhnya tak disebut namanya di dalam wahyu ini sebagai teladan tentang cinta yang tak habis-habis bagi umat di sekelilingnya.
Dia bukan Rasul,bukan Nabi,bukan pula ulama.Tapi dia berjuang untuk belajar dan memahami.Dan dia lelaki yang suka berbagi.
Hal terawal yang dipahaminya hanyalah bahwa para Rasul yang datang ke kotanya itu orang-orang yang tulus.Mereka mengasung kebenaran dan mengajarkan kebajikan sama sekali tanpa imbalan.Bagi Habib,mereka adalah orang-orang yang mendapat sekaligus membawa petunjuk.
Maka dengan bergegas-gegas dari ujung kota,dia berseru-seru,"Wahai kaumku,ikutilah para utusan Allah itu".Dan Habib An-Najjar,demikian menurut sebagian mufassirin,setelah menyimak apa yang disampaikan para terutus itu kemudian melantangkan dengan anggun pernyataan imannya.
"Mengapa aku tidak menyambah Dzat yang menciptaku,yang hanya pada-Nya kalian semua akan dikembalikan?Apakah aku akan mengibadahi sesembahan-sesembahan yang jika Allah Sang Maha Pengasih menghendaki bahaya bagiku,maka syafa'at mereka sama sekali tiada bermanfaat bagiku dan tak dapat menyelamatkanku?Sesungguhnya aku jika demikian itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Yaasin 36:22-24)
Mendengar ungkapanannya itu,para pemuka kaumnya murka.Betapa seorang lelaki tak dikenal,dari kalangan jelata lagi miskin,mengajari mereka tentang agama.Betapa seorang yang bukan siapa-siapa,mengungkap kesejatian iman yang membuat apa yang mereka yakini selama ini tampak batil dan konyol.Maka diperintahkanlah para pengikut untuk mengeroyok dan menyiksanya,hingga dadanya remuk dan isi perutnya terburai akibat di injak-injak.
Di detik-detik terkhirnya,dalam sekarat yang menyergapkan manisnya iman,di iringi air mata para utusan Allah yang tak kuasa menolongnya,dia mencoba bicara.Nafasnya yang satu-satu,darahnya yang sisa-sisa,tak menghalanginya menyunggingkan senyum ridha."Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian.Maka dengarkanlah ikrar imanku ini." (Yaasin 36:25)
Kata-katanya ini,menurut Imam Ath-Thabary,kitabnya ditujukan kepada para Rasul yang mendampingi di akhir hayatnya.Para Rasul itu takjub dan cemburu terhadap iman yang telah menggerakkan Habib An-Najjar berdakwah dengan mempersembahkan raga dan nyawanya.Betapa sebentar dia belajar.Betapa cepat dia memahami.Betapa dalam dia menyakini.Betapa besar cinta pada kaumnya.Betapa hebat penyampaian dakwahnya.Dan betapa mahal pengorbanannya.
Kisah sang da'i tak berhenti sampai disini,sebab mereka yang ada dijalan dakwah yang Allah ridhai tetap hidup sesudah mati.Hidup dengan semua arti yang terkandung dalam kata 'hidup' itu sendiri.Habib An-Najjaar membuktikan diri sebagai lelaki penggamit hati yang cinta ikhlasnya pada kaumnya terus dia dengungkan dari dalam surga yang abadi.
"Aduhai alangkah baiknya seandainya kaumku mengetahuui.Bersebab apa kiranya Rabbku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan."(Yaasin 36:29)
Inilah orang yang mencintai bagi seluruh kaumnya,apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri.Inilah orang yang mengharapkan bagi kaumnya,apa yang diharapkannya bagi dirinya sendiri.Inilah orang yang mentakutkan atas kaumnya,apa yang ditakutkan atas dirinya sendiri.Sungguh jiwa da'i sejati,yamg kasihnya kepada ummat dia bawa mati.Sungguh setiap yang memilliki jiwa penggamit hati,adalah lapis-lapis keberkahan yang mencahayai zaman.Habib A-Najjar sudah mati.Maka Allah yang Maha Santun dengan firman Maha Mulia menyampaikan apa yang dia katakan dari alam yang sudah berseda.Bahwa dia mencintai kaumnya,amat berhasrat menggamit semua hati untuk dibawa ke dalam cahaya,untuk diajak menikmati surga.Inilah hati da'i sejati.
Sumber:Salim fillah


No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *