Thursday, February 16, 2017

Agar dapat meneladani Rasulullah

Pada saat terjadi perang Ahzab (perang melawan pasukan sekutu) atau perang Khandaq (perang parit),pasukan kaum mukminin menghadapi puluhan ribu pasukan gabungan dari berbagai kabilah di jazirah arab.Atas saran Salman yang berasal dari Persia,kaum mukminin membuat parit yang lebar di luar kota Madinah,sehingga menghalangi gerak pasukan musuh yang hendak menyerbu kota itu.
Di dalam kota Madinah terdapat sedikit pasukan mukminin yang bertugas menjaga kaum perempuan dan anak-anak.Disamping itu ada juga komunitas kaum Yahudi dari Bani Quraizhah yang telah menjalin pakta pertahanan dengan kaum mukminin.Dengan pakta itu,mereka wajib ikut mempertahankan kota Madinah dari serangan musuh.Namun disaat pasukan mukminin tengah sibuk menangkis serangan musuh yang mencoba menerobos parit,terdengar kabar bahwa Yahudi Bani Quraizhah mengkhianati pakta pertahanan.Merka membelot ke pasukan Ahzab.
Maka situasi menjadi genting.Karena di depan ada pasukan Ahzab yang penuh nafsu hendak menghabisi mereka,dibelakang ada pasukan Bani Quraizhah yang hendak membantai para muslimah dan anak-anak mereka.Disaat yang mencekam itu,Allah menurunkan ayat berikut:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (perjumpaan dengan) Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah."(Al-Ahzab 33:21)
Lewat ayat ini seolah Allah berkata kepada kaum mukminin,"Kenapa kalian gentar?Lihatlah Rasul-Ku itu!Dia tetap tegar,tenang dan penuh perhitungan.Contohlah dia.Asalkan kalian seperti dia,selalu berharap bertemu dengan-Ku dan hari akhir,dan banyak mengingat-Ku,maka tidak ada yang perlu kalian takutkan.Bukankah jika gugur kalian akan berjumpa dengan-Ku sebagai syuhada,dan jika tetap hidup kalian akan dapat mengalahkan mereka?Lalu,dimana letak kerugiannya?"
Dampak ayat ini terhadap moral spiritual kaum mukminin sungguh luar biasa.Kecemasan dan ketakutan mereka seolah lenyap,berganti dengan semangat dan antusiasme dalam menjemput kemenangan.Apa yang semula mereka anggap bencana,kemudian menjadi berkah.Mereka kemudian antri untuk gugur di jalan-Nya.Ayat berikutnya menggambarkan fenomena ini dengan heroik dan indah.
"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat al-Ahzab (golongan-golongan yang bersekutu) itu,mereka berkata:"inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya kepada kita.Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya".Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuai iman dan ketundukkan.Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;maka diantara mereka telah menunaikan nazarnya (gugur).Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu (giliran untuk gugur) dan mereka tidak sama sekali merubah (janjinya).(Al-Ahzab 33:22-23
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa seorang mukmin harus senantiasa meneladani Rasulullah saw,bahkan dalam kondisi segenting apa pun.Dan jika seseorang ingin meneladani beliau,maka ia harus memenuhi persyaratannya: selalu mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Allah.
Setiap kali disebut nama Allah,yang harus selalu di ingat manusia adalah bahwa sesungguhnya ia berhutang kepada Allah ;hutang wujud dan hutang ilmu pengetahuan.Dia-Lah al-Khaliq yang menciptakan manusia dan dia-Lah al-Akram yang mengajarkan segala hal kepadanya.Lantaran kedua hal itu,manusia mendapatkan kehidupan dan mampu membangun peradabannya.Setiap hutang harus dikembalikan .Model perniagaan untuk memenuhi hutang itu telah ditentukan oleh-Nya.Dan harga yang ditawarkan bagi para syuhada itu begitu besarnya.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin,diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.Mereka berperang pada jalan Allah;lalu mereka membunuh atau terbunuh.(itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,Injil dan AlQur'an.Dan sipa yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,dan itulah kemenangan yang besar." (At-Taubah 9:111)
DAri Anas ra,bahwasanya Nabi saw bersabda,"Tidak satupun orang yang masuk surga lalu ingin kembali ke dunia,padahal seluruh isi bumi telah diberikan kepadanya,kecuali orang yang mati syahid.Dia berharap untuk kembali ke dunia kemudian gugur sepuluh kali karena mengetahui betapa mulianya orang yang mati syahi." Dalam suatu riwayat lain."...karena dia mengetahui betapa besarnya keutamaan orang mati syahid." (Muttafaq'alaih)
Untuk hari akhir,yang harus selalu di ingat manusia ketika ia disebut,adalah tentang waktu.Umur dan kemampuannya terbatas.Kesempatannya hanya ketika ia hidup di dunia.Selagi di dunia ia dapat berkarya dan segala sesuatu masih dapat diperbaiki.namun,jika sudah di akhirat,semuanya sudah selesai dan hasil akhirnya tak lagi dapat diubah.Hasil akhirnya hanya ada dua: kebahagiaan yang kekal atau penderitaan yang tiada ujung.
Karena seseorang harus mampu mengutamakan kepentingan akhiratnya dibanding dunianya.Ia harus mampu memilih dan memprioritaskan amal yang terbaik agar waktu dan kemampuannya tidak mubazir di dunia,dan tidak menjadi orang yang merugi pada akhirnya.Adapun tentang dzikrullah (mengingat Allah),yang harus selalu di ingat manusia adalah bahwa ia begitu rentan untuk jatuh ke dalam keburukan.Pada aslinya manusia bersifat goyah dan mudah terburu nafsu.Jika dihitung-hitung,kekurangannya jauh lebih banyak daripada kebaikannya,sehingga mustahil kondisi ini mengantarkan seseorang masuk surga lantaran amalnya.
Hanya karena rahmat dan karunia-Nya seseorang dapat menjadi baik dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.Oleh karena itu,celakalah orang yang melalaikan-Nya dan beruntunglah orang yang selalu mengingat-Nya.
Sumber: Ahmad Suhail



  

No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *