Friday, December 1, 2017

Ajrun dan Ujrah

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih,maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya" (Qs. At-Tin:6)
Ajrun (pahala) dan Ujrah (pendapatan),kedua-duanya menjadi pilar utama bagi manusia untuk meraih selamat dunia dan akhirat.Namun keduanya bisa hilang tidak berbekas sama sekali jika manusia salah mengelolanya.Kita butuh Ajrun karena untuk keselamatan kita dikampung akhirat,demikian pula kita pun butuh Ajrun untuk menopang kehidupan di dunia.Jadi kedua-duanya saling terkait untuk keselamtan dunia akhirat.
Tetapi realitanya tidak selalu menujukkan demikian.Ada orang mementingkan Ajrun.meremehkan Ujrah.Dan ada pula yang mau dengan Ujrah saja tanpa memerlukan Ajrun.Orang yang hanya mementingkan Ajrun mengabaikan Ujrah itu biasanya malas,tidak mau berusaha atau bekerja seadanya.Akibatnya kebutuhan mereka menjadi tertatih-tatih.Demikian juga orang yang mementingkan Ujrah,dan mengabaikan Ajrun,biasanya sibuk dengan urusan dunia dan melupakan urusan ukhrawi.Yang betul adalah terkumpulnya Ajrun dan Ujrah pada diri seseorang sehingga bisa melaksanakan kehidupan di dunia secara baik untuk kepentingan akhirat.
Kita bisa mendeteksi bahwa seseorang dapat memperoleh Ajrun dari apa yang diperbuat,sederhana rumusnya,yaitu berniat ikhlas untuk melakukan pekerjaan mulia dengan cara yang terpuji,maka selain memperoleh Ujrah juga mendapat Ajrun dalam setiap aktivitasnya.Tetapi perlu disadari bahwa Ajrun itu bisa hilang kalau ada syirik di dalamnya.Perhatikan firman Allah SWT,"Dan sesungguhnya telah di wahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,jika kamu mempersekutukan Tuhan niscaya akan hapuslah amalmu dan tentunya kamu termasuk orang-orang yang merugi". (Qs.Az-Zumar:65)
Ayat ini menjelaskan bahwa syirik atau orang musyrik amal kebaikan mereka akan terhapus pahalanya (Ajrun),bahkan karena syirik pula menjadi kelompok orang-orang merugi.Jadi Ajrun itu akan tetap kita peroleh selama iman kita murni kepada Allah SWT semata tidak sedikitpun terkontaminasi dengan syirik.Apakah hanya orang-orang penyembah berhala saja yang musyrik?Sudah tentu tidak hanya mereka,tetapi orang yang menyembah pada hawa nafsu juga termasuk orang musyrik.Isyarat ini dapat kita jumpai di dalam Al-Qur'an surat Al-Jatsijah ayat 23.Pada ayat itu Allah menyebut hawa nafsu sebagai biang kemusyrikan sehingga Allah SWT menyesatkan mereka dengan ilmunya atau boleh jadi kemusyrikan karena mempertuhankan ilmu pengetahuan dan teknologi,juga kekuasaan dan kekayaan atas perbudakan hawa nafsu.
Oleh karenanya menjadi sia-sia semua Ujrah yang kita peroleh hanya karena ada penyakit yang berbahaya yaitu syirik.Dan bukan mustahil Ujrah itu bisa membakar diri kita baik dalam arti kiasan,maupun sesungguhnya,padahal Ujrah itu bisa membawa kepada Ajrun.Disinilah pentingnya kita beriman yang benar tanpa syirik,beribadah yang shahih sesuai dengan tuntunan Rasul,dan berakhlak karimah sesuai ndengan petunjuk islam.Insya Allah kita selamat dunia dalam arti yang sesungguhnya.
Sumber:Ad dakwah

No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *